Klenteng Boen Tek Bio, Tangerang.


IV. HASIL KONSERVASI BANGUNAN



        Saat dilakukan renovasi besar-besaran pada 1844, keempat kimsin tersebut dipindahkan ke Klenteng Boen San Bio yang terletak di daerah Pasar Baru, Tangerang. Saat pengembalian keempat kimsin ke Klenteng Boen Tek Bio, dilakukan arah-arakan. Perayaan pertama YMS Kwan im Hud Couw dilakukan pada tahun 1856. Tidak banyak perubahan pada Klenteng ini, bahkan koleksi pohon bonsai yang ada di klenteng ini usianya sudah lebih dari 1 abad. 


      Awalnya kelenteng ini berdiri dengan sangat sederhana berupa tiang bambu dan beratap rumbia. Sejak dibangun pada 1684, klenteng ini hanya satu kali mengalami renovasi, yaitu tahun 1844 dan sengaja mendatangkan ahli bangunan dari Cina.  Bangunan yang pertama dibangun adalah bagian tengah klenteng saat ini. Sementara, bangunan di sisi kiri-kanan serta di belakang dibangun kemudian. Bangunan sisi kiri-kanan dibuat pada tahun 1875, sedangkan bangunan di bagian belakang dibangun pada tahun 1904.


     Di dalam ruang utama, Kelenteng BoenTek Bio Terdapat patung Hok 
Tek Tjen Sien, yaitu Dewa Bumi. Dewa Bumi dipuja oleh para pedagang agar mendapatkan lebih berkah, maju, serta panen yang melimpah. Akan tetapi, Dewa Bumi hanya memberikan pertolongan kepada orang yang baik kepada sesama. Bagian bangunan utama terbagi dalam teras, ruang tengah dan ruang utama. Pada bagian teras terdapat altar yang bersegi delapan dari bahan kayu dan terukir hiasan di kaca di bidang altar. Ukiran tersebut berisi 3 cerita yang intinya mengisahkan tentang bhakti kepada orangtua, tanah air dan Tuhan serta pada bagian kaki terdapat ukiran angka tahun, yaitu tahun 1504 (tahun dibuatnya). Altar ini digunakan untuk meletakkan hiolo kecil yang terbuat dari kuningan dengan hiasan qilin pada gagangnya.

         
       Di halaman depan kelenteng ada pula tempat pembakaran kertas sembahyang (Kim Lo) berbentuk cukup antik yang dibuat pada sekitar abad ke-19. Di depan pintu masuk, terdapat pula patung Bi Lek Hud atau Mi Le Fo, yang berarti Yang Maha Pengasih dan Penolong. Bi Lek Hud adalah satu dewa yang sangat dihormati. Umumnya, orang Tiongkok memuja Bie Lek Hud guna memperoleh kebahagiaan dan kekayaan.



   Lonceng tua di halaman Klenteng Boen Tek Bio ini didatangkan langsung dari negeri tirai bambu Tiongkok dan dibuat oleh perusahaan pengecoran Ban Coan Lou di Cina pada tahun 1835. Selain itu, masih di bagian depan, ada pula Singa Batu (Cioh Sai) yang dibuat pada tahun 1827.



         Bedug yang terletak di sisi barat daya teras terbuat dari bahan kayu dengan kulit di bagian pemukulnya. Bagian badan bedug terdapat hiasan motif naga dan awan dengan warna bervariasi, yaitu merah, biru, hijau, dan merah.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

KRITIK ARSITEKTUR NORMATIF DENGAN METODE DOKTRIN

PENJABARAN HAK ASASI MANUSIA DALAM UUD 1945

Kawasan Kota Lama di Bandung