Postingan

Masjid Cut Meutia, Jakarta Pusat

Gambar
Masjid Cut Meutia adalah salah satu masjid yang terletak di Jalan Cut Meutia Nomor 1, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia. Bangunan masjid ini merupakan salah satu peninggalan sejarah dari zaman penjajahan kolonial Belanda. Masjid ini memiliki keunikan tersendiri dan kemungkinan tidak terdapat di masjid-masjid lainnya. Salah satu keunikannya, mihrab dari masjid ini diletakkan di samping kiri dari saf salat (tidak di tengah seperti lazimnya). Selain itu posisi safnya juga terletak miring terhadap bangunan masjidnya sendiri karena bangunan masjid tidak tepat mengarah kiblat. Masjid ini terletak di kelurahan Gondanria, Kecamatan, Jakarta Pusat. Masjid ini merupakan salah satu bangunan cagar budaya di daerah kawasan menteng. Masjid ini dulunya adalah bangunan kantor biro arsitek (sekaligus pengembang), N.V. (Naamloze vennootschap, atau Perseroan terbatas) Bouwploeg, Pieter Adriaan Jacobus Moojen (1879 – 1955) yang membangun wilayah Gondangdia di Menteng. Sebelum difungsikan

Kawasan Kota Lama di Bandung

Gambar
Pada kota-kota besar yang memiliki sejarah perkembangan kota yang cukup panjang, pihak Pemerintah Kota telah berupaya merintis dan melakukan upaya-upaya kegiatan konservasi kawasan kota yang dianggap memiliki nilai sejarah dan nilai arsitektural. Tujuan utama dari kegiatan preservasi dan konservasi bangunan dan kawasan bersejarah adalah untuk mengingat masa lalu   baik dalam pelestarian aspek nilai-nilai budaya, nilai arsitektural pada karya arsitektur serta meningkatkan nilai pendidikan atau edukasi bagi generasi mendatang. Kawasan sekitar Jalan Braga sudah dikenal luas oleh masyarakat luas sejak jaman dahulu dimana pada masa pemerintahan Hindia Belanda kota Bandung mendapat julukan “Parisj von Java ‟ (Kunto, 1985).  Kota Bandung dengan kawasan-kawasan khususnya yang sudah banyak dikenal, seperti: kawasan Braga, kawasan Alun-alun Bandung,  kawasan Jalan Oto iskandardinata (Pasar Baru), kawasan jalan Asia-Afrika, dan kawasan sekitar Balai Kota – merupakan kawasan yang me

Bentuk Konservasi Alam

Gambar
Secara umum bentuk konservasi dapat dibedakan atas 2 (dua) golongan, yaitu:  Konservasi in situ : adalah kegiatan konservasi flora/fauna yang dilakukan di dalam habitat aslinya. Konservasi in situ mencakup kawasan suaka alam (Cagar alam dan Suaka Margasatwa) dan kawasan pelestarian alam (Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam). Konservasi ek situ : yaitu kegiatan konservasi flora/fauna yang dilakukan di luar habitat aslinya. Konservasi ek situ dilakukan oleh lembaga konservasi, seperti kebun raya, arbetrum, kebun binatang, taman safari, dan tempat penyimpanan benih dan sperma satwa. Adapun macam-macam bentuk konservasi alam adalah sebagai berikut : Taman Nasional Taman Nasional berfungsi sebagai perlindungan dari sistem pendukung dan perlindungan kehidupan bagi hewan dan tumbuhan. Selain itu, taman nasional juga penting bagi sains, pendidikan, budaya dan rekreasi. Contoh Taman Nasional di Indonesia adalah : Taman Nasional Gu

Tipologi Bangunan Cagar Budaya di Indonesia

Gambar
Bangunan-bangunan peninggalan dan memiliki nilai sejarah harus di pelihara dan dilestarikan bentuk bangunannya di Kawasan Jakarta Utara cukup banyak bangunan peninggalan khususnya kawasan Kota Tua Jakarta, Berdasarkan sejarah perkembangan arsitektur yang ada di Indonesia, tipologi bangunan dibagi menjadi : 1. Bangunan masyarakat Kolonial Eropa Bangunan periode VOC (abad XVI-XVII), arsitektur periode pertengahan Eropa. Ciri-ciri bangunan ini adalah kesan tertutup, sedikit bukaan, jendela besar tanpa tritisan, tanpa serambi. Bangunan periode negara kolonial (Neo Klasik Eropa). Ciri-ciri bangunan ini adalah atap-atap tritisan, veranda dan jendela- jendela krepyak Bangunan modern kolonial (abad XX). Ciri-ciri bangunan ini adalah bergaya Art Deco dan Art Nouveau. 2. Bangunan masyarakat China. Ciri-ciri bangunan ini adalah berupa shop houses bergaya Cina Selatan, terletak di sekitar core inti wilayah utama suatu daerah. Contohnya:

Bangunan Cagar Budaya

Gambar
Berdasarkan Perda No. 9 Tahun 1999 Tentang Pelestarian dan Pemanfaatan Lingkungan dan Cagar Budaya, bangunan cagar budaya dari segi arsitektur maupun sejarahnya dibagi dalam 3 (tiga) golongan, yaitu : ■ Pemugaran Bangunan Cagar Budaya Golongan A ■ Pemugaran Bangunan Cagar Budaya Golongan B ■ Pemugaran Bangunan Cagar Budaya Golongan C Contoh Bangunan ■ Cagar Budaya Golongan A Nama Bangunan Baru         : Bank Tabungan Negara Harmoni Nama Bangunan Lama       : Postpaarbank Alamat                              : Jln Gajah Mada No. 1 Kel. Petojo Utara Wilayah                             : Kec. Gambir, Jakarta Pusat (Jakarta 10130) Arsitektur                          : Gaya Nieuwe Kunst. Arsitek                               : Ir. J. van Gendt. Pemilik                              : PT. Bank Tabungan Negara ■ Cagar Budaya Golongan B Nama Bangunan                :  Makam Ade Irma Nasution Alamat                              :  Jl. Prapanca kel Pulo

Bank Bukopin, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Gambar
Nama Bangunan Baru     : Bank Bukopin Nama Bangunan Lama    : Instantiewoning KJCPL – Inter Ocean Lines Alamat                           : Jl. Wijaya IX No. 1 Kel. Melawai Kec. Kebayoran Baru. Jak-Sel Pemilik                           : KJCPL Inter Ocean Lines - Bank Bukopin Arsitektur                       : Villa Modern Tipe Kopel/ Kembar. Arsitek                           : KJCPL-Inter Ocean Lines. Dibangun pada tahun 1950-an. Rencana pembangunan Kebayoran Baru seluas 730 ha disetujui dan disahkan oleh pemerintah pada tanggal 21 September 1948 guna mengatasi pertambahan penduduk yang dramatis dari 823,000 pada tahun 1948 menjadi 1,782,000 pada tahun 1952. Kebayoran Baru dimaksudkan sebagai “kota satelit” yang terpisahkan 8 km sebelah Selatan-Barat daya dari pusat kota Jakarta dan dikelilingi sabuk hijau (green belt) yang terdiri dari Kali Grogol di Barat dan Kali Krukut di Timur, serta Kompleks Gelora Bung Karno di Utara, tempat Masjid Agung Al-Azhar dan Depar

Gereja Koinonia, Jakarta Timur

Gambar
Kompleks gereja yang berada di ujung Jalan Matraman ini merupakan gereja pertama di kawasan timur Batavia, saat Meester Cornelis Senen membuka Pos Pelayanan berbahasa Melayu di kawasan ini tahun 1656-1661. Gedung Gereja Bethel ini pada awalnya dibangun sekitar tahun 1889, didirikan setelah seorang mantan Ketua Mahkamah Tinggi Pemerintah Kolonial Belanda marah besar dan merasa tidak setuju dengan khotbah seorang pendeta ultra liberal pada perayaan Paskah awal 1900-an di Gereja Emmanuel yang saat itu masih bernama Willems Kerk. Kemudian direnovasi pada tahun 1911-1916 dan diberi nama Bethelkerk. Dipakai oleh De Protestantse Kerk in Westelijk Indonesie, kemudian menjadi GPIB Bethel Jemaat Djatinegara dan pada 1 Januari 1961 menjadi GPIB Jemaat “Koinonia” Jakarta.  Koinonia berarti “Persekutuan” (dari bahasa Yunani). Arsitekturnya bergaya vernacular, penerapan gable Belanda dan penerapan salib Yunani pada pediment tympanium. Denah gereja dipengaruhi aturan geometrik. Bentuk seg