STRATIFIKASI ATAU PELAPISAN SOSIAL
Stratifikasi sosial adalah pembedaan antarwarga di masyarakat
dalam kelas – kelas sosial secara bertingkat bedasarkan tinggi rendahnya
kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya.
v SISTEM PELAPISAN SOSIAL
1.
Pelapisan sosial yang terjadi dengan sendirinya
2.
Pelapisan sosial yang sengaja dibentuk untuk
mencapai tujuan sosial
Ukuran
atau kriteria dalam penggolongan anggota masyarakat:
·
Ukuran kekayaan
Digunakan
sebagai ukuran penempatan status lapisan seseorang dalam masyarakat
·
Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang
yang mempunyai wewenang atau kekuasaan akan berada pada lapisan sosial lebih
tinggi dalam kelompoknya
·
Ukuran kehormatan
Terdapat
pada msayarakat tradisional, orang – orang yang hidupnya disegani atau dihargai
oleh anggota kelompoknya di masyarakat menempati lapisan atas
·
Ukuran ilmu pengetahuan
Didasarkan
pada perbedaan penguasaan ilmu pengetahuan
v MACAM – MACAM SISTEM STRATIFIKASI
SOSIAL
1.
Pelapisan sosial tertutup (closed social
stratification)
Tidak memungkinkan warga masyarakat berpindah
dari status sosial yang satu ke status sosial yang lain, seperti jenis kelamin,
kasta, dan kebangsawanan
2.
Pelapisan sosial terbuka (open social
stratification)
Membuka kesempatan warganya melakukan
perpipndahan antar-status sosial. Biasa terjadi pada masyarakat modern yang
ditentukan oleh kecakapan pribadinya
3.
Pelapisan sosial campuran (mixed social
stratification)
Pelapisan sosial yang membatasi kemunginan
berpindahnya lapisan pada bidanh tertentu dan membiarkan melakukan perpindahan
lapisan pada bidang lain
Pelapisan masyarakat dibagi
menjadi beberapa kelas :
·
Kelas atas (upper class)
·
Kelas bawah (lower class)
·
Kelas menengah (middle class)
·
Kelas menengah ke bawah (lower middle class)
Berikut pendapat dari beberapa
ahli mengenai teori-teori tentang pelapisan masyarakat, seperti:
·
Aristoteles membagi masyarakat berdasarkan
golongan ekonominya sehingga ada yang kaya, menengah, dan melarat.
·
Prof.Dr.Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH.MA menyatakan
bahwa selama di dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap
masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya makan barang itu akan
menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam
masyarakat.
·
Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada 2 kelas
yang senantiasa berbeda setiap waktu, yaitu golongan elite dan golongan non
elite.
·
Gaotano Mosoa, sarjana Italia. menyatakan bahwa di
dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai
kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul
ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang diperintah.
·
Karl Marx, menjelaskan secara tidak langsung
tentang pelapisan masyarakat. Ia menggunakan istilah kelas yang menurutnya,
pada pokoknya ada 2 macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki
tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya
memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
v CONTOH STRATIFIKASI SOSIAL
Di
Indonesia, stratifikasi sosial berdasarkan kasta dapat kita jumpai pada
masyarakat Bali. Sistem kasta Bali adalah suatu sistem
organisasi sosial yang mirip dengan sistem kasta India. Kemiripan ini bisa
terjadi karena kedua sistem ini berasal dari akar yang sama, yaitu kekeliruan
dalam penerapan sistem Warna yang bersumber dari Veda.
Akan tetapi, sistem
kasta India jauh lebih rumit daripada Bali, dan hanya ada empat kasta dalam
sistem kasta Bali, yaitu :
1.
Sudra
Kasta sudra ini adalah kasta yg terakhir di Bali dimana kasta
Sudra tidak mempunyai gelar, mereka hanya dberi nama menurut urutan kelahiran
seperti : Wayan (anak pertama), Made (kedua), Nyoman (ketiga) dan Ketut
(keempat). Jika ada yg mempunyai lebih dari 4 orang anak namanya akan kembali
lagi keurutan pertama (wayan), begitupun seterusnya.
2.
Wesias (Waisya)
Kasta dari masyarakat yg berprofesi sebagai prajurit. Mereka
diberi gelar Gusti Bagus (laki-laki) dan Gusti Ayu (perempuan).
3.
Satria (Kshatriya) kasta dari
masyarakat yg berprofesi sebagai abdi Negara/kerajaan (zaman dulu), yg diberi
gelar Anak Agung.
4.
Brahmana Kasta Brahmana merupakan
kasta dari masyarakat yg mempunyai profesi yg bergerak dibidang religi/agama
seperti Pendeta. Dimana sampai sekarang mereka diberi gelar/title Ida Bagus
(laki-laki) dan Ida Ayu (perempuan).
Dari keempat kasta
tersebut yang tertinggi menurut sistem kasta adalah Brahmana, karena dalam buku
ke-10 Rig-Veda yang memuat tentang sistem warna tertulis: “golongan Brahmana
keluar dari mulut Dewa Brahmana, golongan Ksatria dari tanganya, Waisya dari
paha atau perutnya, Sudra keluar dari telapak kakinya”. Karena inilah sistem
kasta yang mengadopsi sistem warna, kemudian menganggap golongan Brahmana
sebagai yang tertinggi.
Berbagai jenis sistem
kasta di Bali:
1.
Caturwangśa
Pembagian kasta Bali yang mengikuti sistem kasta di India, yaitu
Brahmana, Kşatriya, Waisya, dan Sudra. Selain itu, Bali juga mengenal istilah
jaba atau "luar", yang berarti orang-orang yang berada di luar
keempat kasta tersebut.
Di dalam masyarakat Hindu dikenal adanya sistem warna, yaitu suatu
sistem pengelompokan masyarakat berdasarkan profesi yang ditekuni, bakat serta
keahlian yang dikuasai. Dalam berjalannya waktu, sistem warna dari agama Hindu
ini sering diselewengkan oleh penguasa penguasa feodal. Sistem
warna yang awalnya merupakan pengelompokan orang
berdasarkan tugas dan kewajiban yang dijalankan berubah menjadi
tingkatan-tingkatan yang membedakan derajat seseorang berdasarkan keturunan.
Ide dasar dari sistem ini, yaitu pengelompokan masyarakat berdasarkan profesi
dan keahlian. Tingkatan-tingkatan kelas inilah yang kemudian disebut dengan
kasta. Terdapat empat kasta dalam masyarakat Bali yang diambil dari sistem
warna, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, serta Sudra. Berbeda dengan keyakinan
dasar agama Hindu yang memandang semua warna dalam masyarakat sama sama
memiliki nilai penting, sama halnya seperti seluruh bagian tubuh dalam
kehidupan: “semua adalah sama penting, sama sama berguna serta saling menunjang
satu sama lainnya, sehingga tidak ada bagian tubuh yang lebih rendah nilainya
dari bagian yang lainnya, atau sebaliknya;lebih mulia dari yang lainnya.” Ini
jelas sangat berbeda dengan apa yang kemudian diimplementasikan oleh sistem
kasta, yang beranggapan sebagai: brahmana yang tertinggi karena kepala adalah
bagian tubuh teratas, dan sudra adalah kaki, maka paling rendah derajatnya.
2.
Triwangśa
Pembagian kasta dengan hanya mengambil tiga kasta teratas dari
sistem Caturwangśa, tiga kasta tersebut yaitu : Brahmana, Kesatria, Waisya.
Berdasarkan triwangsa, semua gelar diperoleh secara askriptif atau
turun-menurun dan ditentukan berdasarkan garis keturunan. Pola triwangsa
masyarakat Bali memengaruhi kehidupan kerajaan Mataram dan Lombok. Walaupun
disadari sebagai budaya salah kaprah, dan kekeliruan dalam penafsiran sitem
Varna yang bersumber dari ajaran veda, akan tetapi banyak pula yang berusaha
untuk tetap melestarikan sistem ini. Dengan alasan melestarikan adat budaya dan
agama, mereka mengungkapkan banyak alasan alasan sebagai pembenar
Daftar Pustaka:
Mini Book Master Geografi & Sosiologi
http://www.kompasiana.com/www.nabilahfirda.com/tentang-kasta-kasta-kasta_54f93ad0a333113c078b496b
Komentar
Posting Komentar