Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

Konservasi Rumah Abu, Kampung Kapitan Palembang

Gambar
            Kampung Kapitan di Palembang beralamat di Kelurahan 7 ulu, Seberang Ulu I, Palembang. Di Kampung Kapitan terdapat Rumah Kapitan, aslinya berukuran 22 meter x 25 meter sebelum bagian belakangnya diberi bangunan tambahan sehingga memiliki panjang sekitar 50 meter. Bangunan induk yang berisi meja sembahyang dan foto-foto para Kapitan itu masih menampakkan keaslian pada bagian bangunannya. Demikian juga bagian atap yang memakai genting belah buluh (bambu). Rumah ini diperkirakan dibangun sekitar akhir tahun 1600-an.           Rumah Kapitan kini disebut juga Rumah Abu ini merupakan bangunan cagar budaya yang bernilai penting bagi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, terutama dalam kaitannya dengan studi perkembangan arsitektural bangunan cagar budaya di Indonesia. Oleh karena itu, pelestarian arsitektural bangunan tersebut menjadi bagian penting yang perlu mendapatkan perhatian. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 ten

Pelaksanaan Konservasi Bangunan Bersejarah & Istilah Dalam Konservasi

Gambar
         Pelaksanaan konservasi akan disesuaikan dengan kondisi bangunan tua tersebut. Sebelum melakukan konservasi, sebaiknya mengidentifikasi aspek pertimbangan pada bangunan tua tersebut. Aspek-aspek tersebut kemudian diuraikan berdasarkan komponen yang akan diatur dalam konservasi. Setelah itu dari komponen itu akan dirumuskan dasar pengaturannya dan menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam konservasi. Kegiatan pengaturan komponen juga dilakukan sesuai kondisi bangunan tua tersebut. Pelaksanaan konservasi tersebut dibagi dalam beberapa tingkat berdasarkan kondisi masing-masing komponen pada bangunan, yaitu:  Mempertahankan dan memelihara , yaitu mempertahankan dan memelihara komponen yang diatur pada bangunan tua yang sangat berpengaruh pada karakter bangunan dan kondisinya masih baik.  Memperbaiki , yaitu memperbaiki komponen pada bangunan tua yang kondisinya sudah rusak sesuai bentuk asli.  Mengganti , yaitu mengganti variabel yang diatur pada bangunan tua yang rusak da

Klenteng Boen Tek Bio, Tangerang

Gambar
I. SEJARAH         Klenteng Boen Tek Bio diperkirakan berdiri sekitar tahun 1684 oleh para penduduk Kampung Petak Sembilan secara bersama-sama. Pertama berdirinya bentuk bangunan sederhana dari bangunan semi permanen. Ketika awal abad ke 17 mengalami perubahan terhadap bangunan kelenteng karena jalur perdagangan sekitar wilayah Sungai Cisadane mulai ramai. Nama “Boen Tek Bio” memiliki arti secara harfiah, yaitu Boen (benteng), Tek (Kebajikan), dan Bio (rumah ibadah). Secara keseluruhan berarti tempat atau wadah bagi kaum sastrawan yang memiliki kebijaksanaan. Kelenteng tersebut memiliki keterkaitan dengan dua kelenteng lainnya, antara lain Klenteng Boen San Bio dan Kelenteng Boen Hay Bio. Bila dikaitkan dengan kedua klenteng lainnya, kelenteng tersebut memiliki filosofis, yaitu kebajikan setinggi gunung dan seluas lautan. Selain itu, secara Hong Sui (tata letak/geomensi) posisi klenteng Boen Tek Bio bersandar pada gunung dan memandang lautan.            Pendirian Klenteng Boen T

Konservasi Santa Croce di Florence, Italia

Gambar
Gerakan revolusi menyebabkan reaksi yang kuat juga di Italia dalam bentuk Counter Reformasi, yang dimulai pada 1530-an dan secara bertahap datang untuk mempengaruhi perubahan gereja yang ada bangunan mengikuti ‘Pedoman’ dari Dewan Trent setelah tahun 1563. Fasad lama Santa Croce : Kebutuhan untuk mereformasi rencana gereja telah ada sebelumnya, tapi sekarang tindakan itu diambil lebih tegas, dan dampaknya dalam renovasi gereja abad pertengahan sebenarnya dapat dilihat sebanding dengan apa yang terjadi kemudian di negara-negara utara, terutama di Inggris selama abad kedelapan belas. Interior yang membuka,  rood screen  (dinding pemisah antara tempat duduk jemaat dengan kapel) dan hambatan lainnya telah dihapus dan kapel diletakkan ulang menjadi salah satu perubahan terbesar dalam renovasi gereja di negara – negara Eropa, contohnya Gereja Santa Croce yang direnovasi oleh Giorgio Vasari pada saat itu. Denah Sebelum dirubah : Denah setelah dir

Konservasi Arsitektur

Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan. Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah : Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya. Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau transformasi fisik. Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya.           Di Indonesia, berdasarkan peraturan perundang-undangan, Konservasi sumber day